Sabar Terhadap Ketentuan Allah SWT dalan Beribadah Haji

  • KBIHU Ar-Rohmah
  • Siti Asiah Zen
  • 15
...

Ibadah haji adalah sebuah perjalanan ibadah yang mulia, penuh makna, dan menjadi dambaan seluruh umat Islam. Namun, di balik kemuliaannya, haji juga merupakan ladang ujian dan perjuangan. Karena itu, kesabaran menjadi kunci utama dalam menjalaninya.

Sabar: Bekal Utama Menuju Haji Mabrur

Ketika seseorang memutuskan berangkat haji, sejatinya ia telah siap meninggalkan zona nyaman. Ia akan menghadapi berbagai tantangan, mulai dari fisik yang lelah, cuaca panas ekstrem, antrian panjang, hingga situasi yang tidak sesuai harapan. Dalam semua itu, Allah sedang menguji kesabaran hamba-Nya.

Allah SWT berfirman:

"Dan bersabarlah, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."

(QS. Al-Anfal: 46)¹

Sabar dalam ibadah haji bukan hanya bentuk ketahanan diri, melainkan cermin dari kepasrahan total kepada takdir dan ketetapan Allah.

Meneladani Kesabaran Keluarga Nabi Ibrahim AS

Rangkaian ibadah haji tidak bisa dilepaskan dari kisah Nabi Ibrahim AS, Siti Hajar, dan Nabi Ismail AS. Saat Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk meninggalkan istri dan anaknya di tanah tandus (Makkah), mereka tidak mengeluh. Siti Hajar berlari-lari kecil antara Shafa dan Marwah dengan sabar mencari air, yang akhirnya menjadi asal-usul sumur Zamzam². Nabi Ismail pun sabar menerima perintah penyembelihan dari ayahnya (QS. Ash-Shaffat: 102)³.

Keteladanan mereka mengajarkan bahwa sabar bukan kelemahan, tapi kekuatan ruhani. Maka, saat kita menunaikan haji, kita dituntut meneladani kesabaran ini.

Sabar dalam Praktik, Bukan Sekadar Teori

Di lapangan, sering kali kondisi tidak sesuai ekspektasi: tenda yang sempit, keterlambatan transportasi, fasilitas terbatas, atau perlakuan kurang menyenangkan dari sesama jamaah. Semua ini adalah ladang pahala bagi yang mampu bersabar.

Rasulullah SAW bersabda:

"Tidaklah seorang Muslim tertimpa kelelahan, penyakit, kekhawatiran, kesedihan, gangguan, bahkan duri yang menusuknya, kecuali Allah akan menghapus sebagian dosa-dosanya karena hal itu."

(HR. Bukhari dan Muslim)⁴

Buah dari Kesabaran

Sabar dalam haji menjadikan perjalanan terasa lebih ringan dan menjadi jalan menuju kemabruran. Orang yang sabar lebih ikhlas, lebih lapang dalam menerima qadarullah, dan lebih siap menghadapi segala keadaan.

Sabar juga melatih kedewasaan spiritual: dari hanya “melakukan” ibadah menjadi benar-benar “menghayati” makna ibadah itu sendiri.


Haji bukan hanya tentang rukun dan wajib, tapi juga tentang membentuk hati yang kuat dan sabar dalam menghadapi setiap ketentuan Allah. Maka, mari kita latih diri untuk bersabar, menerima dengan lapang dada, dan berserah diri sepenuhnya kepada Allah SWT.

KBIHU Ar-Rohmah siap membersamai para tamu Allah dalam setiap langkah, agar setiap ujian bisa dijalani dengan bimbingan dan keikhlasan.

“Ya Allah, jadikanlah haji kami sebagai haji yang mabrur, sa’i yang disyukuri, dan dosa yang diampuni. Aamiin.”


Catatan Kaki & Referensi:

  1. Al-Qur'an, Surah Al-Anfal ayat 46.
  2. Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim, mengenai kisah Siti Hajar dan sumur Zamzam.
  3. Al-Qur’an, Surah Ash-Shaffat ayat 102.
  4. HR. Bukhari no. 5642, Muslim no. 2573.
  5. Abdul Karim Zaidan. Fiqh Manasik Haji dan Umrah. Darul Fikr, 2006.
  6. Kementerian Agama RI. Modul Pembinaan Manasik Haji Reguler, Edisi 2023.

Lainnya

Cookie Consent


Kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman Anda di situs ini. Dengan melanjutkan penggunaan situs ini, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.

Terima & Lanjutkan

Perlu informasi lebih lanjut? Kebijakan Privasi – atau – Kebijakan Cookie dan GDPR